Aku merasa kehilangan




Berbicara mengenai kehilangan, tak sanggup rasanya aku menceritakan betapa sedihnya kehilangan idola aku, lagu-lagu galau nya yang menemani masa-masa KKN ku, sosoknya yang selalu aku ikutin via media sosial, tapi kita memang harus menerima sebuah kenyataan, sudah 4 hari kepergian Glen Fredly, panutan galau ku dalam musiknya yang kadang bisa banget menggambarkan isi hati ini. Rest in Peace Bung Glen Fredly, surga menantimu, sungguh berduka kehilangan mu, kabar duka macam apa ini, pikirku. Sama seperti hal nya kata pepatah mengenai "Gajah mati meninggalkan gading sedangkan manusia mati meninggalkan nama", tapi tidak berlaku bagimu Glen Fredly, karena kepergianmua tidak hanya meninggalkan nama, banyak karya yang kamu tinggalkan dan kamu persembahkan untuk kita agar selalu mengingat dan mengenang mu, ntahlah betapa terpukulnya aku selaku fans terberatnya, rasa nya ini hanya mimpi tapi tidak ini adalah nyata. Betapa bersyukurnya, betapa berterimakasihnya atas semua kebaikan, besarnya cinta, kesempatan, dan begitu banyak hal indah yang telah kamu berikan kepada masyarakat Indonesia, dan musik tentunya

Bagaimana rasanya kehilangan? ohhh aku sudah paham rasa nya, sudah ahli aku merasakan nya, setiap pilihan akan selalu dipertemukan dengan kehilangan, tetapi semuanya mengajarkan ku makna hidup, karena sejatinya, kita sendirian, lahir sendiri, berjuang sendiri, mati sendiri, hingga akhirnya memilih untuk berteman dengan rasa sepi, bertahan dan baik-baik saja, lalu menemukan sesuatu yang lebih kekal yaitu pengharapan yang tidak akan pernah mengecewakan, tujuan hidup yang lebih terarah dan begitu terang, itu memang benar adanya.

"Untuk banyak hal di dunia ini yang bisa dengan mudahnya tergantikan, jika manusia berjuang dengan kekuatannya masing-masing, maka pedangmu hanyalah kesabaran, begitu juga dengan kehilangan, perlu nya rasa sabar yang harus kau miliki, maka kau harus siap dengan itu". Sadari saja bahwa aku dan kamu pernah menjadi kita, bahwa kita pernah berada di bahtera bersama, melewati hujan dan pelangi bersama, dan aku selalu bersyukur, karena aku satu diantara kita yang pernah ada di bahtera itu walaupun akhirnya kita dipisahkan dengan kehilangan satu sama lain. Hidup lagi dan lagi mengajarkan kita bahwa pada setiap pertemuan yang hangat akan terdapat perpisahan, setiap detik kebersamaan adalah sebuah anugerah yang berharga, percaya saja ada usai yang tak kunjung selesai lalu berharap kamu kembali.

"Rasanya baru kemaren, dan tidak pernah disangka ini adalah pertemuan terakhir kita" kata perpisahan yang muak untuk aku katakan, dan aku hanya berharap rantai doa tidak akan pernah putus untuk membuat kamu balik badan, menengok dan kembali ke diriku. Ini hanyalah masalah waktu, dan sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh manakah kamu menghargai waktu sebelum kata perpisahan sebagai penutupnya? Sejauh kamu menghargai waktu dan sejauh itulah kamu menghargai hidup mu sendiri dan untuk semua kebaikan mu yang tertunda, hari itu kita belajar, bahwasannya waktu bukan milik manusia, sungguh benar adanya.

Mungkin saat ini hanya doa yang bisa aku sampaikan dengan mu, agar terasa dekat mesti jauh, ya memang kita dulu pernah sedekat nadi yang akhirnya sekarang sejauh matahari. Di dalam doan aku mengenal ketenangan, dalam doa aku belajar kerendahan hati, belajar untuk selalu kuat, ya walaupun akhir dari episode perpisahan ini hanyalah merelakan kamu pergi. Hati yang kadang patah, harapan yang kadang punah, dan masalah yang membuat susah, lalu pada akhirnya memang kita harus belajar dengan rasa kecewa, manakala ikhlas sudah menjadi solusi. Selesai sudah, tapi sedih ini sungguh tidak akan pernah selesai. Ingin menepis semuanya tapi pil pahit harus ditelan. Katamua doa itu beragam, tinggal kau pilih mana yang terbaik atas doa mu, mana yang tulus doa mu untuk yang kau doakan hingga akhirnya tuhan luluh dengan doa mu.

Sebaiknya kita jangan memilih diam dan mendiamkan walaupun pada akhirnya kata perpisahan menjadi penutupnya, Pupus sudah harapan, tapi kau tak perlu sedih, sedih saja secukupnya, karena yang berlebihan itu tidak baik. Semoga kebesaran hati ini ini bisa membawaku melawan kekecewaan ini sebesar apapun bentuknya. Terkadang memang kenyataan selalu tak sejalan, tak mengenal sekat, tanpa peduli sebesar apa sakit yang akan di derita.

Kekecewaan orang terhadap kehilangan selalu berbeda-beda, apabila kita selalu memaksakan kehendak, itu tidak akan memperbaiki segalanya. Mungkin dengan datangnya kehilangan kita akan tau tentang menelan pelajaran yang memaksa kita untuk terus tumbuh, walau caranya harus dengan menyakitkan, walau harus dengan kekecewaan, walau harus dengan merelakan mimpi yang sudah terlanjur tinggi, karena tidak semua perasaan harus bersama pemiliknya. Hari demi hari pun terlewati tanpa kabar baik, pelangi yang tak kunjung datang selepas hujan, masa lalu yang belum termaafkan, kita pernah melewatinya dan masih untuk tetap bertahan, maka sekarang bertahanlah sedikit lagi, semuanya akan berlalu, tidak ada sakit, tidak ada air mata, aku tak kuat menahan sakit ini sendiri, hari-hari terberat itu akan selalu ada dan pada akhirnya kita harus melewatinya bersama bukan untuk sepihak, dimana kita yang dulu? kau tak ada tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, tanpa meninggalkan sisa yang dapat aku kenang. Tampaknya kau baik-baik saja dan melupakan aku yang tak pernah kau anggap ada. Tidak ada hal yang menyenangkan disaat keadaan sudah merubahmu selarut ini.


Komentar